6 Hal Yang Mesti Kamu Lakukan, Di Saat Kamu Tahu Teman Kamu Jadi Musuh Dalam Selimut

Bercerita segala hal dengan teman memang enggak salah, tetapi bagaimana kalau teman yang kamu anggap dekat ternyata sering membicarakan kamu di belakang, mungkin dari hal ini banyak di antara kamu udah pernah ngalamin dalam istilah musuh dalam selimut!

Setiap orang pasti kepengen punya teman yang nggak banyak itu ini nya, dan teman tetap mendukung satu sama lainnya, iya nggak guys...

Tapi kenyataan masih juga banyak yang berprilaku tidak baik terhadap pola pertemanan yang udah di bangun bareng-bareng, meski pahit getir udah di jalani bersama, terkadang diantara teman masih saja kepengen nusuk teman dari belakang.

Apa lagi kamu mengetahui teman yang kamu anggap baik ternyata sering membicarakan kamu dari belakang, serta menjelek-jelekkan kamu dan menjatuhkan kamu kepada teman-teman lainnya. Dan tidak bisa dipungkiri terkadang rahasia kita dibongkar sama teman yang kamu anggap baik.

Cara Mengatasi Diri Kamu, Di Saat Kamu Tahu Teman Kamu Jadi Musuh Dalam Selimut..!

Musuh dalam selimut

Pastinya kamu kesal banget dong, kalo kejadian kalau hal itu kejadian pada kamu. Eit, tapi jangan langsung marah ya guys! karna Sentral87 akan berbagi tip ke kamu bagaimana cara mengendalikan diri kamu disaat kamu mengetahui kalo teman yang kamu anggap baik menjadi musuh dalam selimut.

Cukup lakukan 6 hal ini saat teman kamu jadi musuh dalam selimut atau sering membicarakan kamu di belakang!

1. Ekspresikan apa yang kamu rasakan

Dalam persahabatan, kepercayaan memang penting banget. Kalau sahabat ternyata berkhianat, ungkapkan kekesalan dan kesedihan kamu. Kamu bisa menangis sepuasnya atau memilih untuk menceritakan kesedihan kepada sahabat tersebut secara langsung.

Pokoknya, buat diri kamu senyaman mungkin, sehingga perasaan jadi lebih lega.
Ketika perasaan mulai membaik, coba deh evaluasi lagi permasalahannya. Dengan begini, kamu belajar untuk mulai menata perasaan, biar enggak terus terbawa perasaan dendam, kecewa, dan marah.

2. Mencoba menerima

Yes, sahabat memang udah jelas-jelas berkhianat. Satu-satunya jalan yang bisa kamu lakukan adalah belajar untuk menerima pengkhianatan tersebut.

Perasaan sakit hati pastinya memang susah untuk dilupakan. Semuanya memang butuh proses. Take your time to heal yourself!

3. Membuka diri lagi

Ketika perasaan tersakiti, kamu menganggap semua orang bakal bersikap sama. Ujung-ujungnya, kamu jadi malas untuk berteman lagi. Duh! Padahal kamu tetap membutuhkan orang lain.

Sehari atau dua hari marah-marah boleh aja. Hari berikutnya, yuk telepon teman lain untuk hangout bareng. Teman kan enggak hanya dia doang.

4. Kembalikan reputasi kamu

Semua orang memang udah tahu rahasia kamu. Bisa jadi orang lain udah punya anggapan berbeda tentang kamu. Ya, enggak salah kok.

Biarkan waktu menjawab. Orang lain pun akan tahu kalau ternyata sahabat kamu lah yang membual. Tenang aja.

5. Belajar dari kesalahan

Marah, sedih, dan kecewa pastinya lah. Tapi dari pengalaman ini, kamu jadi belajar untuk enggak terlalu menceritakan masalah kamu ke semua orang sepenuhnya.

emmzz.., lebih baik ceritakan masalah kamu kepada mama aja deh. Dijamin lebih aman. Karena orang tua itu lebih tau bagaimana perasaan anak nya.

6. Konsultasikan masalah ke guru

Kalau masalah kamu memang udah menganggu banget. Kamu boleh banget menceritakan masalah ke guru. Dan kamu ceritakan semua apa yang menjadi kendala dalam hati kamu, serta mohon petunjuk bagaimana kamu bisa lebih tenang, sehingga kamu tetap fokus disaat belajar.

Siapa tahu mereka memiliki solusi tepat. Jangan sampai deh urusan pelajaran jadi terganggu karena masalah ini.

Mungkin hanya itu yang tim kami dapat sampaikan, semoga ini bermanfaat, dan jadilah insan yang benar-benar berguna buat diri kamu sendiri serta buat orang-orang sekitar yang sayang terhadap kita.

See, punya teman pengkhianat enggak berarti dunia jadi berakhir kan?

"Jadilah diri kamu sendiri, dan jangan pernah jadi seperti orang lain, karna dengan jadi diri kamu sendiri kamu dapat melihat apa isi dunia ini...!"

Posting Komentar

0 Komentar